28 May 2007

When do you come back here?

This day the feeling back to attack me
Same like days yesterday
Emptiness and silence this heart
As if never stop to rehearse me

I see twinkle the stars in the sky
Remember me with figure that always love me
And her face that soft patientfull
So much to lock up me in the longing circle

Mom .. when do you come back here?
You leave me long time
To try ones luck in abroad
Not a single one news I listen from you

Oh .. my god! Only for you I ask something
Protect my mom that looking for livelihood in abroad
Untill arrive we come together
Amen ..!!!

Read More...

Alamat Penting Jawa Timur bagi Kepentingan Buruh Migran

Surabaya
SCCC (Surabaya Children Crisis Centre)
Email: sccc@indo.net.id
Fax (031) 5055188
Contact person: Nonot Suryono: 081553276113

Yayasan Genta
Jl. Dukuh Kupang Barat 2 No. 23
Fax: (031) 8431088
Contact person: Abidah - 081703185511

PUSHAM (Pusat Studi HAM) UNAIR
LPKM, Jl. Darmawangsa Dalam
Email: bamboo_ua@yahoo.co.id
Telpon: (031) 5035193; Fax: (031) 5012442
Contact person: Drs. Bambang Budiono - 08123111570

PUSHAM (Pusat Studi HAM) UBAYA
Jl. Raya Kalirungkut
Email: pusham@dingo.ubaya.ac.id
Telpon: (031) 2981345

IOM (International Organization for Migration)
Jl. Untung Surapati No. 1 Surabaya 60264
Telpon: 60050515
Contact person: Ana - 08123020917

SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia) DPW Jawa Timur
Email: sbmi_dpwjatim@yahoo.com
Contact person: Moch. Cholily - 081 336 336 009

LBH Surabaya
Jl. Kidal No. 6 Surabaya 60131
Telpon: 031-5022273, 5024826 Fax.: 031-5024717

BP2TKI Jawa Timur
Jl. Jangir wonokromo No. 358 Surabaya Jawa Timur

Sidoarjo

Jarnas Pekabumi Jawa Timur
Contact person: Puguh - 081330967354
Jember

SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia) DPC Jember/ Gerakan BMI Jember
Jl. Jum’at Gang Opec 138 RT 02/II Mangli Kaliwates Jember
Emaiol: gerakan_bmi_jember@yahoo.co.id
Telpon: 0331-7822269
Contact person: Indah Lestari Asih - 081 559 876 254
Lumajang

Solidaritas Buruh Migran Indonesia (SBMI)
Perum PJK Barat No. 17 Klakah, Lumajang, Jawa Timur 67356
Contact person: A’ak - 08155900037

SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia) DPC Malang
Contact person: Jiati - 085234626692

SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia) DPC Banyuwangi
Contact person: Qadir - 081 559 708 112

SBMI (Serikat Buruh Mirgan Indonesia) Bondowoso
Contact person: Arianto - 081615269629

SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia)
Kediri
Contact person: Wi’am - 085232618422

SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia) PAC Plosoklaten
Contact person: Danang - 085645411643; Juwito : 085649201417

SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia) PAC Wates
Contact person: Anik Kusuma - 081359790030

Read More...

25 May 2007

Jalan Terang

Ceritera pendek oleh Dian
Bu guru juga bilang kalau sampai bulan depan belum bayar, Nur tidak boleh mengikuti ujian.


Kegelapan mulai menyelubungi bumi. Jarum jam menunjukkan pukul delapan malam. Udara terasa dingin di luar. Angin bertiup lebih kencang dari biasanya. Aku berdiri di depan pintu rumahku, menatap jauh ke ujung jalan. Harap-harap cemas melanda hatiku selama menanti ibuku pulang, aku ingin sekali mendengar berita yang dibawa ibuku nanti. Oh! Mengapa ibu belum muncul juga.

Setelah aku merasa jemu, kulihat Menur duduk di kursi rotan di sudut ruangan, cahaya lampu neon menimpa tubuhnya yang kurus kering.

“Nur! Semoga saja ibu nanti dapat pinjaman uang dari Pak Khasim, supaya kamu bisa melunasi tunggakan di sekolah.”

“Iya kak, Nur juga malu setiap hari diledekin teman-teman karena belum bayar SPP. Bu guru juga bilang kalau sampai bulan depan belum bayar, Nur tidak boleh mengikuti ujian.”

Terdengar langkah gontai memasuki ruang tamu, kulihat wajah ibu yang tertunduk lesu dengan pandangan kosong, kudekati ibuku dan bertanya, “Apa ibu sudah mendapat pinjaman dari pak Kasim?”



“Ibu belum mendapatkan pinjaman dari pak Kasim nduk..!!”

Kulihat Menur, menghela nafas, sambil berjalan menuju kamarnya. Sesaat kemudian suasana hening. Kami hanyut dalam fikiran masing-masing.

“Nduukk...!!”

Suara Ibu kembali memecah keheningan.

“Bagaimana kalau kamu terima saja tawaran Pak Sigit untuk bekerja jadi TKW..?”

Kutatap wajah Ibu yang memelas. Rasanya tidak tega aku menolak tawaran ibu. Meskipun sebenarnya aku enggan meninggalkan keluarga dan desaku. Namun apa daya, sejak meninggalnya ayah setahun yang lalu, perekonomian keluargaku sangat memprihatinkan.

Sehari-hari aku membantu ibuku berjualan sayur di pasar, yang penghasilannya tidak seberapa. Hanya cukup untuk makan sehari-hari saja. Belum lagi biaya sekolah Menur adikku. Meskipun kehidupan kami serba kekurangan, namun aku tidak ingin Menur putus sekolah.

“Bagaimana Mar..? Apa kamu setuju dengan usulan ibu ..?”

Pertanyaan Ibu membuyarkan lamunanku.

Kuhela nafas panjang, dan kujawab pelan,”Baik Bu.. Kalau itu memang terbaik buat keluarga kita, besok aku akan menemui pak Sigit!”

‘Maafkan Ibu, nak. Ibu sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ibu terpaksa menyuruhmu bekerja karena tanggungan kita semakin banyak..!”

Aku tersenyum menatap ibuku.

“Tidak apa-apa Bu .. Itu sudah menjadi kewajiban Warsih sebagai seorang anak!”

“Terimakasih nduk .. Kamu memang anak yang berbakti.”

Ibu menangis sambil memelukku.

“Sudahlah Bu .. Ini sudah malam sebaiknya Ibu tidur saja. Besok Ibu masih harus berjualan di pasar ..”

Kutuntun Ibuku menuju kamar. Kulihat Menur sudah tertidur pulas sambil memeluk guling usangnya.

Jarum jam telah menunjukkan pukul 12 malam, namum aku tidak bisa memejamkan mata. Aku larut dalam lamunanku. Masih terngiang perkataan pak Sigit dua hari yang lalu, saat dia menawariku bekerja sebagai TKW di luar negeri dengan gaji yang cukup besar.

Memang banyak teman sepermainanku sudah terlebih dahulu menjadi TKW. Tidak jarang mereka pulang membawa uang banyak sehingga bisa mencukupi kebutuhan keluarga mereka.
Tekadku semakin bulat. Aku ingin seperti mereka, bisa membahagiakan ibuku dan juga menyekolahkan Menur adikku. Kantuk mulai menyerang mataku. Sedetik kemudian aku terlelap dalam tidur, terbuai mimpi indah tentang masa depanku.

***

Pagi itu, seperti biasa kulihat ibu menata sayuran di dalam karung, hari ini ia pergi berjualan sendiri, karena aku harus menemui pak Sigit untuk menanyakan tentang tawaran kerja sebagai TKW. Kulihat Menur masih tertidur. Hari ini ia tidak pergi ke sekolah karena hari Minggu.

Aku bergegas ke belakang untuk membersihkan badanku. Hari ini dengan langkah pasti aku berjalan kaki menuju rumah pak Sigit yang letaknya tak seberapa jauh dari rumahku.

Kakiku berhenti pada rumah kecil namun asri. Di sekelilingnya banyak tumbuh bunga dan rumput yang hijau. Tanpa sadar dari dalam rumah ada orang yang memperhatikanku dan membukakan pintu untukku. Dari balik pintu kulihat senyum ramah Bu Asih, istri Pak Sigit.

“Eh .. Marni mari masuk jangan berdiri disitu..!”

Tangannya menggandengku masuk ke dalam rumah.

“Mari silahkan duduk. Tumben pagi-pagi sudah ke rumah Ibu. Apa ada yang bisa Ibu bantu?”

Sambil tersenyum ia menatapku.

“Ii .. iy .. yaa .. Bu. Saya ke sini mau menemui Pak Sigit. Apa Pak Sigitnya ada Bu..?”

Tergagap aku menjawab pertanyaan Bu Asih.

“Oh .. Pak Sigit iya ada di belakang. Biar saya panggilkan sebentar..!”

Bu Sigit beranjak dari tempat duduknya, menuju ke dalam rumah.

Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki memasuki ruang tamu. Kulihat Pak Sigit menatapku sambil mengernyitkan keningnya dan duduk di depanku.

“Ada apa Marni ..?” tanya Pak Sigit padaku.

“Maaf Pak .. Pagi-pagi sudah mengganggu. Kedatangan saya ke sini ingin menanyakan pada Bapak tentang lowongan kerja menjadi TKW yang Bapak tawarkan kepada saya dua hari yang lalu ..!”

Dengan sopan aku bertanya kepada Pak Sigit.

Sambil tersenyum Pak sigit berkata, ”Apa kamu sudah siap bekerja di luar negeri..? Inget Marni, di sana kamu harus bekerja keras dan siap berpisah dengan keluargamu di sini ..”

“Iya...Pak Insya’ Allah saya siap!”

Dengan pasti aku menjawab pertanyaan Pak Sigit.

“Kalau kamu sudah siap, apa kamu sudah tahu ketentuan atau persyaratan apa saja untuk menjadi seorang TKW..?”

Mendengar perkataan Pak Sigit aku semakin bingung dengan pelan aku menjawab.

”Belum Pak .. Saya sama sekali belum tahu persyaratan untuk menjadi TKW!”

“Begini Marni, selain kamu harus sehat secara fisik, kamu juga harus memenuhi beberapa persyaratan seperti punya KTP asli, Kartu Keluarga, dan surat ijin orangtua, supaya kamu bisa mengurusi paspor dan visanya. Selain itu yang lebih penting kamu harus daftar lewat agen PJTKI yang jelas. Makanya cek dulu PJTKI itu ke Disnaker setempat. Karena hanya PJTKI resmi yang terdaftar di Disnaker. Setelah itu kamu akan dilatih dulu di penampungan PJTKI sebelum berangkat,” jelas Pak Sigit panjang lebar.
“Bagaimana Marni apa kamu sudah mengerti dengan penjelasan saya..?” kembali Pak Sigit bertanya padaku.

Sambil tersenyum, aku menjawab, ”Iya..Pak. Sedikit banyak saya mulai mengerti tentang persyaratan apa saja yang harus dipenuhi sebelum menjadi TKW.”

“Pengetahuan dasar seperti itu memang harus diketahui, oleh para calon TKW. Bagaimana? Kapan kamu akan mendaftarkan diri menjadi TKW?” tanya Pak Sigit kepadaku.
“Secepatnya Pak .. Tapi saya masih sedikit bingung ke mana saya pertama kali harus berangkat ..?”

“Kamu tidak perlu bingung kebetulan saya punya kenalan yang bekerja menjadi petugas di PJTKI. Kalau kamu mau saya bersedia mengantarmu kapan saja asal saya tidak sibuk.”
“Dengan senang hati, saya terima bantuan Bapak.”

Marni mengangguk senang mendengar tawaran Pak Sigit.

“Kalau begitu, saya pamit mau pulang dulu ingin membicarakan hal ini sama ibu.”

“Ya... silahkan kamu merundingkan dengan ibumu. Kalau ada kabar segera hubungi saya.”

“Baik Pak .. Secepatnya saya akan menghubungi Bapak. Terimakasih atas penjelasannya. Sampaikan salam saya pada Bu Asih Pak..!”

Sambil beranjak dari tempat duduk Marni menjabat tangan Pak Sigit.

Dengan langkah ringan Marni bergegas pulang kerumahnya.

Sepulang Ibunya berjualan di pasar, Marni menceritakan kembali apa saja yang sudah dijelaskan oleh Pak Sigit kepada Ibunya.

Ibunya hanya bisa mendengarkan dan mendukung apa yang akan dilakukan oleh Marni.
Seminggu kemudian setelah memperoleh ijin dari keluarganya dan berbekal uang seadanya, Marni pergi ke kota diantar oleh Pak Sigit menuju tempat penampungan PJTKI. Di sana Marni dan teman-teman yang lain mendapat pelatihan, mulai dari pelajaran bahasa Taiwan, Hongkong, Inggris, dll. Juga diajari cara memasak dengan menggunakan kompor gas, rice cooker, mesin cuci, dan peralatan modern yang lain.

Empat bulan kemudian, Marni lulus pelatihan dan diberangkatkan ke Taiwan sebagai pembantu rumah tangga.

Usaha dan kerja keras Marni membuahkan hasil. Di sana ia bekerja pada sebuah keluarga seorang pengusaha yang dermawan. Sehingga setiap bulannya Marni mampu mengirim uang untuk Ibu dan Menur adiknya. Selain itu Marni juga menyisihkan sebagian uangnya untuk ditabung sebagai modal membuka usaha di desanya.

Marni bersyukur karena telah mendapat informasi yang jelas, dan mendaftarkan diri pada PJTKI yang legal tidak melalui calo. Sehingga Ia tidak harus mengalami nasib na’as seperti teman-temannya yang lain, seperti disiksa oleh majikannya, digaji di bawah standar, bahkan sampai ada yang diperjualbelikan sebagai pekerja seks komersial, dll.

Dengan kegigihan dan keuletan, Marni berhasil menjalani lika-liku kehidupannya. Dan kini jalan terang menuju masa depan yang cerah sudah terbentang di hadapannya. Sudah dua tahun Marni bekerja di Taiwan. Lebaran tahun depan ia berniat pulang untuk menjenguk keluarganya di desa.

Technorati Profile

Read More...

Kapan Kau Kembali

Hari ini rasa itu kembali menyerangku

Sama seperti hari-hari yang kemarin

Kehampaan dan kesunyian hati ini

Seakan tak pernah berhenti menghajarku

Kulihat bintang yang gemerlap di

langit biru

Mengingatkanku pada sosok yang

selalu menyayangi dan mengasihiku

Dan wajahnya yang lenbut penuh

ketabahan

Semakin mengurungku dalam

lingkaran kerinduan


Ibuuu .. kapankah ibu kan pulang ..?

Lama sudah ibu meninggalkanku

mengadu nasib di rantau orang

Tak satu pun kabar kudengar darimu

Oh ..Tuhan! Hanya padamu aku memohon

Lindungilah ibuku yang mengais rizki di

negeri orang.

Hingga tiba saatnya kami berkumpul kembali

Amien .. !!!

Read More...

Dogman

Di ruang praktik cak Hasan terlihat antrean pasien. Kaki cak Kardono tampak berdarah dan jalannya pincang sembari dipapah ning Minah.

"Kenèk opo cak ..?" tanya cak Hasan.

Cak Kardono meringis kesakitan. "Tadi digigit anjing."

Tak lama kemudian ning Minah bercerita: Tadi cak Kardono bangun pagi untuk lari-lari. Ternyata anjing dari kampung sebelah tidak terima dan menggonggong. Karena jengkel dan kaget, cak kardono melempar anjing dengan kaleng dan batu.

"Anjing tidak terima lalu mengejar dan mengigit kaki cak Kardono," cerita ning Minah.

"Wah kalau begitu sampeyan sangat beruntung, cak,” kata cak Hasan kagum.

“Kalau Peter Parker yang digigit laba-laba (spider) bias jadi spiderman, sampeyan sebentar lagi pasti jadi dogman. Bisa ngetop jadi bintang film."

Cak Wahid

Sumber: Harian Surya, 16 Mei 2007

Read More...

24 May 2007

Dwi Mardiyah, di mana dan bagaimana keadaanmu di Arab Saudi?

Kembali terulang, buruh migran asal Jember terjerat kasus di negeri orang. Dwi Mardiyah (38) buruh migran perempuan Arab Saudi asal desa Sukorejo, kecamatan Bangsalsari, kabupaten Jember disel dan terancam hukuman rajam oleh pemerintah Arab Saudi.

Berdasarkan pengaduan adik korban, Jainuri kepada Gerakan Buruh Migran Jember, Dwi Mardiyah sudah pulang pergi ke Arab Saudi sebanyak tiga kali. Ia terakhir berangkat tahun 2003. Pada tahun pertama, komunikasi dengan keluarga di desa lancar. Namun sejak 2006 komunikasi dengan keluarga sudah terputus. Dan terakhir, bulan September 2006 Mardiyah mengirim sebuah surat yang mengabarkan bahwa ia sedang ditahan, tanpa menyebutkan alasan atau kasus yang menimpanya.

Menindaklanjuti pengaduan tersebut, Senin (7/5) Gerakan BMI Jember mendampingi Jainuri mengadukan kasus yang dialami kakaknya ke kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Sayangnya pengaduan Jainuri tidak disambut baik oleh pihak Disnakertrans. Hal ini tampak dari sikap kepala kantor dinas itu yang tidak bersedia menemui Jainuri.

“Pak kepala sedang berada di kantor Pemkab,” begitulah tutur salah satu staf Disnakertrans.

Anehnya, selang beberapa saat dan tanpa diketahui lewat pintu mana Pak Thamrin (Kepala Disnakertrans Jember) memasuki ruang kerjanya. Seorang staf yang berkantor di situ mengatakan bahwa kepada dinas ingin menemui Jainuri di ruang kerjanya. Sungguh keanehan yang tidak masuk akal.

Kendati demikian kepala Disnakertrans pun tak kunjung menemui Jainuri. Akhirnya mereka hanya ditemui oleh Ketua Bidang Pelatihan dan Produktivitas Mochammad Hasyim. “Kami akan segera menelusuri (kasus ini) terlebih dahulu,” kata pejabat dinas itu.

Jainuri pun meminta kejelasan akan penyelesaian kasus yang dialami kakaknya tersebut tetapi pihak Disnakertrans tidak memberikan kejelasan kapan kasusnya akan ditangani.

Meskipun merasa kecewa, Jainuri hanya bisa menerima dan berharap pihak Disnakertrans bisa segera menyelesaikan kasus kakaknya dan segera memulangkan kakaknya itu.*

Read More...

23 May 2007

Apakah Hak-hak Buruh Migran?

  1. bekerja di luar negeri;
  2. memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri dan prosedur penempatan TKI di luar negeri;
  3. memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam penempatan di luar negeri;
  4. memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya;
  5. memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di negara tujuan;
  6. memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang diperoleh tenaga kerja asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di negara tujuan;
  7. memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan selama penempatan di luar negeri;
  8. memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke tempat asal; dan
  9. memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli.

Read More...

22 May 2007

Apakah tanggung jawab pemerintah terhadap para buruh migran?

  1. menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI, baik yang berangkat melalui pelaksana penempatan TKI, maupun yang berangkat secara mandiri;
  2. mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI;
  3. membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan calon TKI di luar negeri;
  4. melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI secara optimal di negara tujuan; dan
  5. memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelum pemberangkatan, masa penempatan, dan masa purna penempatan.

Read More...

21 May 2007

Pelaksana Penempatan Buruh Migran di Luar Negeri

Siapakah pelaksana penempatan buruh migran di luar negeri?

Pelaksana penempatan BMI di luar negeri terdiri dari:

(1) Pemerintah
: Penempatan TKI di luar negeri oleh Pemerintah hanya dapat dilakukan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah negara Pengguna TKI atau Pengguna berbadan hukum di negara tujuan. Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan penempatan TKI oleh Pemerintah ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

(2) Pelaksana Penempatan TKI Swasta
: Perusahaan yang akan menjadi pelaksana penempatan TKI swasta wajib mendapat izin tertulis berupa SIPPTKI dari Menteri. Untuk dapat memperoleh SIPPTKI, pelaksana penempatan TKI swasta harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  • berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT) yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan;
  • memiliki modal disetor yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan, sekurang-kurangnya sebesar Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah);
  • menyetor uang kepada bank sebagai jaminan dalam bentuk deposito sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) pada bank pemerintah;
  • memiliki rencana kerja penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri sekurang-kurangnya untuk kurun waktu 3 (tiga) tahun berjalan;
  • memiliki unit pelatihan kerja; dan
  • memiliki sarana dan prasarana pelayanan penempatan TKI.
Pelaksana penempatan TKI swasta hanya dapat memberikan kewenangan kepada kantor cabang untuk:
  • melakukan penyuluhan dan pendataan calon TKI;
  • melakukan pendaftaran dan seleksi calon TKI;
  • menyelesaikan kasus calon TKI/TKI pada pra atau purna penempatan; dan
  • menandatangani perjanjian penempatan dengan calon TKI atas nama pelaksana penempatan TKI swasta.
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh kantor cabang pelaksana penempatan TKI swasta, menjadi tanggung jawab kantor pusat pelaksana penempatan TKI swasta.

Read More...

20 May 2007

Apakah tanggung jawab dan tugas pemerintah?

  1. pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri; dan
  2. pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan upaya perlindungan TKI di luar negeri.

Read More...

Uluran tangan Anda menambah terang nyala kehidupan kami para buruh migran di Indonesia

Para buruh migran dari Jember sekarang banyak tersebar di berbagai negara. Mereka berjuang untuk mengais sesuap nasi untuk kehidupan mereka karena berbagai jepitan kesulitan di tempat asal mereka.

Setelah pulang dari negara-negara tempat mereka bekerja, mereka juga masih harus berjuang bersama melawan berbagai masalah kemiskinan. Berbagai keterbatasan dan kesulitan warga pedesaan menjadi sasaran dari perdagangan manusia. Perjuangan dan gerakan ini membutuhkan uluran bantuan Anda sekali.

Jika Anda ingin menyumbangkan kemurahan hati Anda, kami menerima donasi di Rekening berikut ini.

Bank Mandiri, cabang Jember
143-00-0455749-0
atas nama INDAH LESTARIASIH

Keterangan: Indah Lestariasih adalah Sekretaris Pelaksana Harian dari organisasi kami.

Salam kami,
Gerakan Buruh Migran Indonesia di Jember, Jawa Timur, Indonesia.

Read More...

14 May 2007

Tas dan kèsèt manis, plus secangkir kopi

PARA mantan buruh migran dari Jember mendirikan kelompok kerja kerajinan sebagai kegiatan ekonomi setelah mereka pulang dari bekerja di luar negeri. Mereka yang tergabung di desa Andongsari, kecamatan Ambulu, Jember membentuk kelompok kerja ini sejak tiga tahun silam. Kegiatan ini dikoordinasikan oleh ibu Sugi, mantan buruh migran Indonesia (BMI) yang semula bekerja di Arab Saudi.

Kegiatan ini menghasilkan di antaranya adalah alas kaki (kèsèt) yang terbuat dari limbah potong kaos dan karung goni. Untuk mendapatkannya, mohon kontak sdr. Hakim ke HP: 0852-36944773Dalam satu minggu per orang dapat menghasilkan sebanyak satu sampai tiga buah keset. Di samping itu, kelompok ini juga menghasilkan barang-barang kerajinan yang lain seperti berbagai jenis tas untuk perempuan, dan membuka warung kopi lesehan di pinggir jalan raya antara kecamatan Ambulu dan desa Sabrang, tepatnya di dusun Watukebo, desa Andongsari.

Mau beli? Harganya murah. Mutunya tidak kalah dari yang dijual di pusat belanja Carrefour di Jakarta. Karena memang barang-barang kami disalurkan ke sana. Satu buah keset seukuran 50 x 30 cm kami jual dengan harga Rp20.000, tapi kalau mau dikirim harus Anda ongkosi sendiri. Kami siap mengurus.

Untuk satu cangkir cina kopi hangat hanya Rp1.500. Masih tersedia makanan kecil yang lain. Kalau kebetulan lewat desa Andongsari, jangan lupa mampir. Sebab, di situlah kami juga menyediakan berbagai bacaan lain tentang pengurusan buruh migran yang baik, benar dan menguntungkan para buruh sendiri.

Untuk tas perempuan yang umumnya terbuat dari bahan-bahan mentah tekstil terutama benang, berbagai warna, Anda dapat memperolehnya seharga rata-rata Rp25.000 s.d. Rp35.000.

Untuk mendapatkan barang-barang kerajinan ini, silakan hubungi Sdr. Hakim -- kontak HP: 0852-36944773.

Read More...

Migrant Workers Movement

This blog is managed by the working group for migrant workers in Jember of EJava, Indonesia. We work together mostly with former migrant workers who originate from Jember district but now have returned back home and also preparing for the departure of those would-be migrant workers to reduce all detrimental practices of merely business driven work placement overseas.

Read More...

LAPORAN
MEDIA MASSA!