24 May 2007

Dwi Mardiyah, di mana dan bagaimana keadaanmu di Arab Saudi?

Kembali terulang, buruh migran asal Jember terjerat kasus di negeri orang. Dwi Mardiyah (38) buruh migran perempuan Arab Saudi asal desa Sukorejo, kecamatan Bangsalsari, kabupaten Jember disel dan terancam hukuman rajam oleh pemerintah Arab Saudi.

Berdasarkan pengaduan adik korban, Jainuri kepada Gerakan Buruh Migran Jember, Dwi Mardiyah sudah pulang pergi ke Arab Saudi sebanyak tiga kali. Ia terakhir berangkat tahun 2003. Pada tahun pertama, komunikasi dengan keluarga di desa lancar. Namun sejak 2006 komunikasi dengan keluarga sudah terputus. Dan terakhir, bulan September 2006 Mardiyah mengirim sebuah surat yang mengabarkan bahwa ia sedang ditahan, tanpa menyebutkan alasan atau kasus yang menimpanya.

Menindaklanjuti pengaduan tersebut, Senin (7/5) Gerakan BMI Jember mendampingi Jainuri mengadukan kasus yang dialami kakaknya ke kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Sayangnya pengaduan Jainuri tidak disambut baik oleh pihak Disnakertrans. Hal ini tampak dari sikap kepala kantor dinas itu yang tidak bersedia menemui Jainuri.

“Pak kepala sedang berada di kantor Pemkab,” begitulah tutur salah satu staf Disnakertrans.

Anehnya, selang beberapa saat dan tanpa diketahui lewat pintu mana Pak Thamrin (Kepala Disnakertrans Jember) memasuki ruang kerjanya. Seorang staf yang berkantor di situ mengatakan bahwa kepada dinas ingin menemui Jainuri di ruang kerjanya. Sungguh keanehan yang tidak masuk akal.

Kendati demikian kepala Disnakertrans pun tak kunjung menemui Jainuri. Akhirnya mereka hanya ditemui oleh Ketua Bidang Pelatihan dan Produktivitas Mochammad Hasyim. “Kami akan segera menelusuri (kasus ini) terlebih dahulu,” kata pejabat dinas itu.

Jainuri pun meminta kejelasan akan penyelesaian kasus yang dialami kakaknya tersebut tetapi pihak Disnakertrans tidak memberikan kejelasan kapan kasusnya akan ditangani.

Meskipun merasa kecewa, Jainuri hanya bisa menerima dan berharap pihak Disnakertrans bisa segera menyelesaikan kasus kakaknya dan segera memulangkan kakaknya itu.*

1 comment:

stargazebayu said...

memang begitu pemerintah indonesia, kalo' untung visa rebutan, tkw datang semua datang.tapi kalo' ada masalh buat tak tahu saja.
rata2 pegawai pemerintah itu belagunya banyak perut buncit tapi otaknya didengkul....

LAPORAN
MEDIA MASSA!