06 April 2008

Warga Kampung Rawa Baung Pronojiwo Lumajang Dibuat Tidak Berdaya oleh Macam-macam Trik Para Calo PJTKI

Kami tidak tahu
bahwa uang yang saya bayarkan akan dibawa kabur;
Kami tidak tahu
bahwa ternyata kami diselundupkan ke Malaysia;
Kami tahu
bahwa yang ia ucapkan merupakan iming-iming dan bujuk rayu supaya kami mau ikut dia,
tapi kami tidak berdaya menolaknya karena dia tetangga; dan
Kami tahu
bahwa ia telah membuat sengsara kami,
tapi kami tidak tahu harus berbuat apa.


Itulah celetukan ungkapan sebagian peserta pelatihan tentang migrasi aman, yang disampaikan kepada Moch. Cholily Ketua SBMI DPW Jawa Timur saat memandu pelatihan.

Maklum, hal itu terungkap karena para peserta adalah calon-calon burum migran yang gagal, mantan dan keluarga buruh migran, serta pemerhati dan tokoh masyrakat. Banyak di antara mereka mengungkapkan masalah-masalah yang mereka hadapi saat menjadi buruh migran. Ada juga yang menyampaikan persoalan yang dihadapi oleh saudara, keluarga maupun tetangganya.

Permasalahan ini diungkapkan untuk berbagi cerita tentang resiko-resiko yang dihadapi saat migrasi. Ada sebuah harapan dengan berbagi cerita (sharing) ini, yakni jalan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi maupun untuk menjadi bahan antisipasi supaya tidak mengalami nasib yang serupa.

Masih menurut cerita para peserta, biasanya yang pergi ke luar negeri adalah mereka yang memang kondisi ekonomi sulit, pekerjaan di kampung halaman sulit didapatkan, hasil pertanian tidak cukup untuk menupang kebutuhan hidup, tidak sekolah, kawin muda maupun karena ada masalah keluarga.

Sesuai dengan yang pengalaman yang didapatkan oleh tim Migrant Voices saat memasuki wilayah ini, jalan menuju kampung Rawa Baung harus melewati jembatan Besuk Bang dari pegunungan Semeru dengan lebar hanya kurang lebih satu meter dan panjang sekitar 200 meter. Jembatan ini merupakan jempatan terpanjang di provinsi Jawa Timur. Akses jalan menuju kampung ini, tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat kecuali hanya dengan sepeda motor atau jalan kaki. Kondisi inilah yang juga menjadi penyebab keterbelakangan penduduk dari segi pendidikan dan informasi maupun akses publik lainnya.

Dan karena situasi dan kondisi masyarakat yang seperti itulah, mereka menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan termasuk sindikat perdagangan orang untuk membidik para korbannya dari sana.

Dengan terselenggara pelatihan ini, masyarakat Rawa Baung merasa sangat senang. Karena dengan beginilah kami bisa menjaga diri. Dengan acara begini kami merasa diingatkan untuk turut perhatian dan peduli kepada saudara atau tetangga yang kebetulan menjadi buruh migran. (0329)

1 comment:

Unknown said...

Mohon dimaafkan sebelumnya....!! terpaksa sy ngeposting disini karna sy sudah mengalami skrg bagaimn rasanya tinggal di perantauan jd TKW. Anak dan suami di tinggal di kampung. Sy dulu 4 tahun 5 bulan tinggal di Taichung Taiwan.. hanya jeritan batin dan tetes air mata selalu menharap. tp tdk ada hasilnya sm sekali. Cuman gali lobang tutup lobang trus. dulu.. pengen pulang ke indo gaji tidak seberapa. Tetapi namanya juga rejeki itu tidak ada yg tau. Yg penting kita betul-betul yakin dan percaya Pasti ada jlan keluarnya. Halal tidaknya hanya tuhanlah yg menentukan. Kebetulan waktu itu sy istirahat di kamar buka facebook dapt nmor telpon Mbah Suroto di halaman tki sukses. setelah sy baca ternyata beliau murid Eyang Guru Jugo dari gunung kawi. dengan adanya Pesugihan Dana Ghaib ini dan Pesugihan Anka ghaib/Togel 2D sampai 6D pilihan..., sy memilih jalan Pesugihan Dana Ghaib saja karna tidak ada tumbal menumbal. alhamdulillah ternyata benar2 terbukti hasil nya dari Mbah. skrg sy bsa buka usaha kecil-kecilan di rumah.. ya allah terima kasih rejekimu ini yg enkau berikan. Mungkin ada teman pengen merubah nasib nya seperti sy. ini nomr nya Mbah Suroto +6282291277145 karna tidak ada salahnya kita berbagi. sy sudah merasakan manis pahitnya tinggal di perantauan. Trmksh

LAPORAN
MEDIA MASSA!