30 June 2007

Kekerasan di PT Aula Graha Medan

MASA pra-penempatan buruh migran kita masih juga belum aman. Pasalnya, tetap saja ada calon buruh migran yang mendapatkan kekerasan selama hidup di penampungan. Ningsih, calon buruh migran asal Puger Kulon, kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur melarikan diri karena tidak betah dengan perlakuan tidak manusiawi pemilik penampungan dan bodyguard-nya.

“Saya kabur dengan memanjat pohon jarak, karena tidak kuat dengan kekerasan yang saya terima setiap hari, mulai dari makian, tendangan sampai jatah makan yang tidak layak”, ungkap Ningsih.

Masih dari pengakuannya, di PT Aula Graha Medan terdapat empat calon buruh migran asal Jember, yang ingin segera dikeluarkan. Keadaan mereka sangat menghawatirkan. “Maimunah, mengalami batuk darah. Suminah, sebelum berangkat dulu pernah digugurkan kandungannya tanpa sepengetahuan suaminya. Sofia sakit lever dan Lina akibat diperkosa, punting susunya hampir putus,” jelas Ningsih mengenai kondisi temannya.

“Saya ingin semua teman saya yang masih berada di dalam (PT Aula Graha), segera dikeluarkan dan PT Aula Graha ditutup supaya tidak ada korban kekerasan lagi," harap Ningsih, terhadap nasib keempat temannya asal Jember.

Ningsih sempat mendapatkan pesan dari teman-temannya yang masih di dalam PT, jika nantinya berhasil kabur, segera lapor ke pihak yang berwajib dan segera membebaskan yang lain.

Cholili, dari Gerakan Buruh Migran Indonesia — Jember, akan berusaha secepatnya supaya empat orang asal Jember yang masih belum keluar itu bisa segera pulang dan dapat berkumpul lagi dengan keluarga.

“Saya sudah menghubungi LBH-APIK yang berada di Medan untuk segera mengeluarkan calon BMI yang berada di PT. Aula Graha,” tambah Cholili. (hilmi)

2 comments:

Anonymous said...

Hello. And Bye. Thank you very much.

Anonymous said...

Hello. And Bye. Thank you very much.

LAPORAN
MEDIA MASSA!