24 March 2008

Sosialisasi Bahaya Human Trafficking: Dengan Nonton Film Banyak Peserta Sangat Tertarik
















”Sosialisasi dengan menonton film begini, bagi saya dan yang lainnya sangat menarik dan membuat kami merasa tidak jenuh.” Itulah ungkapan yang disampaikan oleh salah satu peserta yang mengikuti acara sosialisasi.

Antusiasme peserta dalam acara tersebut sengat tinggi, karena bagi mereka acara ini sangat bermanfaat untuk dipelajari supaya sanak saudara, tetangga maupun handai tolan, tidak menjadi korban praktek perdagangan orang.

Ada banyak praktek perdagangan orang yang terjadi di sekitar mereka. Ada yang dikawini orang luar negeri akan tetapi sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi. Ada yang bekerja ke luar negeri tapi bigitu pulang ia tidak membawa uang sedikit pun kecuali membawa berbagai persoalan yang mereka alami. Itulah yang disampaikan oleh para peserta dalam diskusi baik formal maupun secara informal.

Sedangkan penyebab terjadinya perdagangan orang di kecamatan Cluring kabupaten Banyuwangi ini, menurut para peserta dan sebagian kepala desa, adalah karena kawin muda dan perceraian, gaya hidup yang glamour dan seks bebas di kalangan remaja dan pemuda bahkan perselingkuhan di antara para rumah tangga, kerja ke luar negeri dan kemiskinan serta pemiskinan.

Hadir dalam acara tersebut Moch. Cholily, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Timur untuk Serikat Buruh Migran Indonesia; Subagio, Kepala Unit Resort Kriminal Cluring; dan Gozali, Kepala Polisi Sektor Cluring.
Dalam penjelasannya, Cholily menyampaikan bahwa salah satu hal penting yang wajib dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan informasi yang benar dan aman untuk bekerja ke luar negeri, memudahkan pengurusan dokumen-dokumen penting yuang dibutuhkan bekerja ke luar negeri, pemberantasan para calo dan praktek percaloan lainnya sepanjang proses migrasi dan melakukan monitoring yang ketat untuk mengantisipasi pemalsuan identitas masyarakat.

Kewajiban-kewajiban itulah yang kurang serius dilaksanakan sehingga tidak sedikit para calon TKI asal Banyuwangi yang menjadi korban praktek perdagangan orang, tambahnuya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) ditemukan bahwa hanya 3,7 persen calon TKI asal Banyuwangi yang mendapatkan informasi bekerja ke luar negeri melalui pemerintah. Sedangkan sebanyak 66,6 persen mendapatkan dari calo dan 29,6 persen didapatkan dari lain-lain seperti mantan TKI, saudara dan tetangganya. Adapun untuk pengurusan dokumen-dokumen yang dibutuhkan hanya 18,5 persen dari para calon TKI asal Banyuwangi yang mengurus sendiri. Sedangkan yang lainnya yaitu 81,5% diuruskan oleh para calo. Dan yang paling memprihatinkan lagi adalah 40,7% dari calon TKI asal Banyuwnagi adalah identitasnya dipalsukan.

Keterangan foto:

Para peserta berjubel mengikuti acara sosialiasi. Kita harus terus mencari cara-cara menarik untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menentang jual-beli orang.


Atas persoalan ini Subagyo menyampaikan bahwa perdagangan orang merupakan kejahatan umum, sehingga jika ada praktek perdagangan orang yang diketahui maka polisi harus langsung melakukan tindakan kepada para pelaku.

Sedangkan Gozali menyampaikan bahwa, dengan adanya polisi masyarakat (polmas) maka Polmas harus harus bersikap proaktif melakukan tindakan-tindakan yang bisa memperkecil praktek perdagangan orang dengan memperketat pemantauan dan pendidikan-pendidikan lainnya. (8183)

No comments:

LAPORAN
MEDIA MASSA!